Warisan B20 Indonesia
Di tahun terakhirnya di tempat kerja, pemimpin Indonesia Joko Widodo bertekad untuk menciptakan efek moneter yang langgeng melalui u . S . presidensi G20. empat program warisan B20 membawa dedikasi ini ke gaya hidup
Ketua B20 Indonesia, Shinta W. Kamdani, telah banyak terlibat dalam KTT B20. Dia mengakui bahwa sistem B20-G20 sebelumnya telah sering dilepaskan, dan anggota cenderung hanya bertemu di ujung kepresidenan pedesaan untuk advokasi makalah kebijakan https://thecarpetliquidator.com/ . tapi tahun ini berbeda.
“Ada begitu banyak yang akan kami lakukan dalam setahun, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kami mempertahankan pekerjaan itu. itu bukan hanya proyek satu kali—kita berbicara tentang warisan jangka panjang.”
Segera setelah Indonesia menerima kepresidenan G20 dari Italia pada Desember 2021, individu dari komunitas perusahaan global terlibat erat dalam diskusi seputar prioritas G20 tentang struktur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi kelistrikan, kata Kamdani. “Sekarang ada persahabatan yang luar biasa di antara G20 dan B20. terlepas dari semua situasi menuntut yang kami hadapi, kami merasa bersinergi.”
Sejak awal, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) sekaligus tuan rumah B20 Indonesia, Arsjad Rasjid, bersikukuh bahwa kepresidenan B20 Indonesia menghasilkan proyek poker online jangka panjang. “Kami tidak hanya merumuskan kiat-kiat kebijakan, tetapi juga mengimplementasikan program-program yang berdampak nyata pada jaringan,” jelasnya.
Untuk pertama kalinya dalam catatan 12 tahun B20, sinergi antara sektor publik dan swasta telah memungkinkan dewan diskusi bisnis di seluruh dunia untuk mengembangkan program untuk memastikan dampak G20 Indonesia bertahan lama setelah kepresidenannya. “Presiden kita Joko Widodo sangat berorientasi pada tindakan, dan mendorong kita untuk melakukan terobosan-terobosan di B20,” kata Rasjid.
terobosan tersebut terkandung dalam 4 “program warisan” B20. Rasjid menjelaskan bahwa mereka mungkin membantu mempercepat dekarbonisasi bisnis dan investasi yang tidak berpengalaman di Indonesia; memberdayakan organisasi mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan perempuan untuk meningkatkan daya saing mereka dalam rantai pengiriman global; membuat gadget perawatan kesehatan yang lebih tangguh dan responsif; dan penurunan ketidaksetaraan vaksin antara selatan dan utara global.
“Banyak sekali yang bisa kami lakukan dalam setahun, tapi yang terpenting adalah bagaimana kami mempertahankan lukisan-lukisan itu,” kata Kamdani. “itu bukan hanya inisiatif satu kali—kita berbicara tentang warisan jangka panjang.”